PROGRAM STUDY OF INTERNAL MEDICINE

Udayana University School of Medicine / Sanglah General Hospital

Loading
  • Kunjungan ke Panti Asuhan

  • Pelantikan Sp.P.D.

  • Mini Simpo

  • BAGUS 2018

  • Pemilihan Wakil Lurah

  • PKB XXX 2022

  • Current
  • Kunjungan ke Panti Asuhan
  • Pelantikan Sp.P.D.
  • Mini Simpo
  • BAGUS 2018
  • Pemilihan Wakil Lurah
  • PKB XXX 2022

UJIAN TERBUKA PROGRAM PASCA SARJANA S3 Dr dr WIra Gotera Sp.PD KEMD

03 December 2015, by Made Noprianta, IB Aditya Nugraha
UJIAN TERBUKA PROGRAM PASCA SARJANA S3 Dr dr WIra Gotera Sp.PD KEMD

Rabu, 21 Oktober 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus dr. Wira Gotera, SpPD-KEMD., dari Program Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasinya yang berjudul ” RESISTENSI INSULIN MENINGKATKAN RISIKO HIPERPLASIA PROSTAT MELALUI PENINGKATAN INSULINE LIKE GROWTH FACTOR-I PADA PENDERITA OBESITAS ABDOMINAL “. Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Obesitas sentral (Ob-sen) berhubungan dengan kondisi resistensi insulin yang mengakibatkan hiperinsulinemia. Beberapa studi menunjukkan jika kejadian hiperplasia prostat lebih tinggi pada Ob-sen. Peran resistensi insulin, hubungannya terhadap TGF- 1 perlu dibuktikan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan jika Ob-sen dengan HOMA-TR, IGF-1, IL-6, hsCRP yang tinggi lebih berisiko mengalami hiperplasia prostat dan membuktikan lebih lanjut peran resistensi insulin dan IGF-1sebagai faktor risiko hiperplasia prostat. Penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan total sampel 80 orang, 40 orang laki-laki Ob-sen dengan hiperplasia prostat sebagai kasus dan 40 orang Ob-sen tanpa hiperplasia prostat sebagai kontrol dengan rerata usia 62 tahun. Analisis data dengan uji independent sampel t-test, chi square dan uji multivariate regresi logistik. Pemeriksaan IGF-l dengan metode Immulite 2000 IGF-1 dengan teknik chemiluminescent immunometri assay, Pemeriksaan IL-6 dengan tehnik sandwich enzyme immunoassay dengan Quantikine immunoassay kit buatan R&D system Inc USA, dan pemeriksaan hsCRP dengan tehnik immonometric assay. Glukosa puasa (Z=-3,325, p=O,OOl), Insulin puasan (Z=-2,15, p=0,034), HO MA-IR (Z=-2,843, p=0,004), dan IGF-l (t=3,27, p=O,002) lebih tinggi dan bermakna pada kelompok kasus dibandingkan kontrol. hsCRP dan IL-6 tidak berbeda bermakna antar dua kelompok tersebut. Dari hasil uji bivariate chi-square didapatkan hanya komponen resistensi insulin (HOMA-IR) (OR=1,68, p=O,019) dan IGF-l (OR=2,14, p=O,OOl) yang memiliki hubungan dengan hiperplasia prostat pada Ob-sen dan bermakna secara statistik. Untuk melihat pengaruh secara simultan antara resistensi insulin dan IGF -1 sebagai faktor risiko terhadap hiperplasia prostat dilakukan uji multivariate regresi logistik. Dari hasil uji regresi logistik didapatkan jika resistensi insulinlHOMA- IR (OR:2,59 IK(O,88-7,02), p=O,043) dan IGF-1 (OR:4,76, IK (1,71-13,11), p=O,003) terbukti dan bermakna secara statistik meningkatkan risiko hiperplasia prostat pada Ob-sen. Dari hasil penelitian ini disimpulkan Ob-sen dengan HOMA- IR tinggi lebih berisiko terkena hiperplasia prostat dibandingkan dengan HOMA-IR rendah; Ob-sen sentral dengan kadar IGF-1 tinggi lebih berisiko terkena hiperplasia prostat dibandingkan dengan kadar IGF-l rendah; resistensi Insulin yang diukur dari nilai HOMA-IR dan kadar IGF-l yang tinggi berperan sebagai faktor risiko hiperplasia prostat pada obesitas sentral. (pps.unud/IT)

Head Office of internal Medicine Program Study
Angsoka Building 4th floor, Sanglah Hospital, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 246274 Fax. (0361) 235982
email: internaudayana@gmail.com