Login Here
News Update
Visitor
Hari Ini | 4937 | |
Kemarin | 11275 | |
Minggu Ini | 68149 | |
Minggu Lalu | 76589 | |
Bulan Ini | 245729 | |
Keseluruhan | 1381396 | |
Online User | 6 |
PROGRAM STUDY OF INTERNAL MEDICINE
Udayana University School of Medicine / Sanglah General Hospital
Hari Ini | 4937 | |
Kemarin | 11275 | |
Minggu Ini | 68149 | |
Minggu Lalu | 76589 | |
Bulan Ini | 245729 | |
Keseluruhan | 1381396 | |
Online User | 6 |
Rabu, 21 Oktober 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus dr. Wira Gotera, SpPD-KEMD., dari Program Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasinya yang berjudul †RESISTENSI INSULIN MENINGKATKAN RISIKO HIPERPLASIA PROSTAT MELALUI PENINGKATAN INSULINE LIKE GROWTH FACTOR-I PADA PENDERITA OBESITAS ABDOMINAL “. Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Obesitas sentral (Ob-sen) berhubungan dengan kondisi resistensi insulin yang mengakibatkan hiperinsulinemia. Beberapa studi menunjukkan jika kejadian hiperplasia prostat lebih tinggi pada Ob-sen. Peran resistensi insulin, hubungannya terhadap TGF- 1 perlu dibuktikan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan jika Ob-sen dengan HOMA-TR, IGF-1, IL-6, hsCRP yang tinggi lebih berisiko mengalami hiperplasia prostat dan membuktikan lebih lanjut peran resistensi insulin dan IGF-1sebagai faktor risiko hiperplasia prostat. Penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan total sampel 80 orang, 40 orang laki-laki Ob-sen dengan hiperplasia prostat sebagai kasus dan 40 orang Ob-sen tanpa hiperplasia prostat sebagai kontrol dengan rerata usia 62 tahun. Analisis data dengan uji independent sampel t-test, chi square dan uji multivariate regresi logistik. Pemeriksaan IGF-l dengan metode Immulite 2000 IGF-1 dengan teknik chemiluminescent immunometri assay, Pemeriksaan IL-6 dengan tehnik sandwich enzyme immunoassay dengan Quantikine immunoassay kit buatan R&D system Inc USA, dan pemeriksaan hsCRP dengan tehnik immonometric assay. Glukosa puasa (Z=-3,325, p=O,OOl), Insulin puasan (Z=-2,15, p=0,034), HO MA-IR (Z=-2,843, p=0,004), dan IGF-l (t=3,27, p=O,002) lebih tinggi dan bermakna pada kelompok kasus dibandingkan kontrol. hsCRP dan IL-6 tidak berbeda bermakna antar dua kelompok tersebut. Dari hasil uji bivariate chi-square didapatkan hanya komponen resistensi insulin (HOMA-IR) (OR=1,68, p=O,019) dan IGF-l (OR=2,14, p=O,OOl) yang memiliki hubungan dengan hiperplasia prostat pada Ob-sen dan bermakna secara statistik. Untuk melihat pengaruh secara simultan antara resistensi insulin dan IGF -1 sebagai faktor risiko terhadap hiperplasia prostat dilakukan uji multivariate regresi logistik. Dari hasil uji regresi logistik didapatkan jika resistensi insulinlHOMA- IR (OR:2,59 IK(O,88-7,02), p=O,043) dan IGF-1 (OR:4,76, IK (1,71-13,11), p=O,003) terbukti dan bermakna secara statistik meningkatkan risiko hiperplasia prostat pada Ob-sen. Dari hasil penelitian ini disimpulkan Ob-sen dengan HOMA- IR tinggi lebih berisiko terkena hiperplasia prostat dibandingkan dengan HOMA-IR rendah; Ob-sen sentral dengan kadar IGF-1 tinggi lebih berisiko terkena hiperplasia prostat dibandingkan dengan kadar IGF-l rendah; resistensi Insulin yang diukur dari nilai HOMA-IR dan kadar IGF-l yang tinggi berperan sebagai faktor risiko hiperplasia prostat pada obesitas sentral. (pps.unud/IT)
Head Office of internal Medicine Program Study
Angsoka Building 4th floor, Sanglah Hospital, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 246274 Fax. (0361) 235982
email: internaudayana@gmail.com