PROGRAM STUDY OF INTERNAL MEDICINE

Udayana University School of Medicine / Sanglah General Hospital

Loading
  • Kunjungan ke Panti Asuhan

  • Pelantikan Sp.P.D.

  • Mini Simpo

  • BAGUS 2018

  • Pemilihan Wakil Lurah

  • PKB XXX 2022

  • Current
  • Kunjungan ke Panti Asuhan
  • Pelantikan Sp.P.D.
  • Mini Simpo
  • BAGUS 2018
  • Pemilihan Wakil Lurah
  • PKB XXX 2022

KULIAH KHUSUS OLEH Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa,SpPD-KGEH

01 March 2022, by dr. Noviana Joenputri
KULIAH KHUSUS OLEH Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa,SpPD-KGEH

Suatu kehormatan bagi kami semua, Residen Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, mendapatkan kuliah khusus dari Guru Besar kami yang merupakan pakar di bidang Gastroentero-Hepatology, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD, K-GEH, FINASIM, pada hari Rabu, 5 Januari 2022 bersedia membagikan ilmunya kepada kami dengan topik yang berjudul “Penghentian Analog Nukleosid/tida (NA) pada HKG: manfaat dan risiko.

 

Infeksi hepatitis B kronik merupakan suatu masalah kesehatan di masyarakat yang nantinya dapat berkembang menjadi penyakit hati kronik yang menyebabkan sirosis dan komplikasi lainnya. Obat-obatan yang digunakan untuk hepatitis B kronik bertujuan untuk mencegah perkembangannya menjadi sirosis, penyakit hati tahap akhir, karsinoma hepatoseluler, dan kematian. Obat-obatan yang digunakan antara lain analog nukleosida (NUC) dan pegylated interferon. Namun, di Eropa, NUC lebih sering digunakan untuk pengobatan hepatitis B kronik karena lebih mudah digunakan, serta profil keamanan dan efikasi yang baik. Pengobatan ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Beberapa keuntungan penghentian agen antiviral pada pengobatan hepatitis b kronik antara lain adalah meningkatkan durasi HBsAg loss, meningkatkan kepatuhan, menurunkan efek samping serta menghemat biaya. Sedangkan, beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan antara lain, dapat terjadi clinical flare, dekompensasi, meningkatnya risiko karsinoma hepatoseluler.

 

Kandidat yang eligible untuk dilakukan penghentian pengobatan NUC apabila memenuhi salah satu dari 3 kriteria berikut : HbsAg < 100 IU/mL, HBcrAg < 3 log10 U/mL + undetectable HBV RNA, Scale-B scoring system < 260 poin, dengan kriteria ini diharapkan HBsAG loss lebih tinggi dan clinical relapse lebih rendah. Pedoman saat ini menunjukkan bahwa penghentian terapi antivirus dapat dicoba pada pasien non-sirosis yang mencapai remisi virologis on treatment yang bertahan lama.

 

Kuliah khusus ini berlangsung sangat baik dengan antusiasme sangat tinggi dari residen Ilmu Penyakit Dalam. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Guru kami untuk ilmu yang telah dibagikan kepada kami yang tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya di negara kita tercinta, Indonesia.


Head Office of internal Medicine Program Study
Angsoka Building 4th floor, Sanglah Hospital, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 246274 Fax. (0361) 235982
email: internaudayana@gmail.com