Login Here
News Update
Visitor
Hari Ini | 5627 | |
Kemarin | 20822 | |
Minggu Ini | 5627 | |
Minggu Lalu | 149160 | |
Bulan Ini | 506332 | |
Keseluruhan | 4533170 | |
Online User | 82 |
PROGRAM STUDY OF INTERNAL MEDICINE
Udayana University School of Medicine / Sanglah General Hospital
Hari Ini | 5627 | |
Kemarin | 20822 | |
Minggu Ini | 5627 | |
Minggu Lalu | 149160 | |
Bulan Ini | 506332 | |
Keseluruhan | 4533170 | |
Online User | 82 |
Pada hari Rabu, 10 Maret 2021, pk 11.00 WITA, dr. IGA Suryadarma, Sp.PD- KGEH memberikan kuliah khusus yang diadakan secara daring. Acara ini dihadiri oleh segenap residen penyakit dalam FK UNUD/RSUP Sanglah. Kuliah pada siang hari ini bertajuk “GERD Refrakter ” yang dipandu oleh moderator dr. Dian Pritasari Jeger, Sp.PD
Pada kuliah ini di bahas mengenai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung yang sering kita temui di masyarakat. GERD merupakan suatu kondisi yang harus kita perhatikan, dimana kondisi ini terjadi ketika reflux isi lambung ke esofagus yang menyebabkan timbulnya gejala/ symptom yang menganggu dan komplikasi dari esofagus baik berupa erosi, ulcer atau inflamasi. Reflux isi lambung bisa berupa asam , pepsin, cairan empedu, alkali lemas dan gas. Adapun symptom typical dari gejala GERD bisa berupa heartburn, regurgitasi dan hipersalivasi. Sedangkan GERD Refrakter adalah symptom (heartburn dan regurgitasi) yang masih dirasakan oleh pasien minimal 3 kali dalam 1 minggu selama pemberian obat PPI Double Dose yang di berikan minimal 12 minggu. Pada kuliah ini menjelaskan hal hal yang perlu kita lakukan jika menemui kasus GERD Refrakter di mulai dengan re-evaluasi kembali apakah benar ini GERD atau ada faktor resiko yang lain, endoskopi, esophageal manometry, pemantauan esophageal PH dan pemeriksaan esophageal bilitec. Beberapa hal yang menyebabkan gejala tidak membaik selama pemberian obat PPI yang adanya kegagalan barrier anti reflux, high proximal reflux, hipersensitivitas esofageal dan gangguan integritas mukosa esofagus
Tatalaksana GERD yaitu pertama dengan melakukan terapi empiris dengan PPI selama 2 minggu- 8 minggu jika setelah itu gejala tetap menetap kita langsung menggangap itu sebagai kegagalan terapi PPI, maka kita harus melakukan endoskopi untuk mengevaluasi dan terapi. Jika sudah terjadi kegagalan terapi PPI hal yang bisa kita lakukan adalah dengan mengganti dosis pemberikan obat PPI sebelum makan, penambahan obat golongan H2RA dan penambahan obat sesuai mekanisme pathogenesisnya dan Endoskopi. Terapi Endoscopy terbaru yaitu The C-terapi C-Blart (clip band ligation anti refluc terapi) yaitu cara baru untuk terapai GERD Refrakter dengan cara kombinasi ligasi dan clip.
Kuliah khusus kali ini berlangsung selama 1 jam dan diakhiri dengan pertanyaan dan diskusi dengan para peserta didik. Semoga kegiatan kuliah khusus dapat terus dipertahankan dengan materi-materi yang serng ditemui sehingga dapat menjadi wadah yang baik untuk transfer ilmu pengetahuan dan refreshing ilmu kepada para peserta didik serta juga staff pengajar di lingkungan Program Studi Penyakit Dalam dan Departemen/KSM Penyakit Dalam.
Head Office of internal Medicine Program Study
Angsoka Building 4th floor, Sanglah Hospital, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 246274 Fax. (0361) 235982
email: internaudayana@gmail.com