Login Here
News Update
Visitor
Hari Ini | 5152 | |
Kemarin | 20822 | |
Minggu Ini | 5152 | |
Minggu Lalu | 149160 | |
Bulan Ini | 505857 | |
Keseluruhan | 4532695 | |
Online User | 75 |
PROGRAM STUDY OF INTERNAL MEDICINE
Udayana University School of Medicine / Sanglah General Hospital
Hari Ini | 5152 | |
Kemarin | 20822 | |
Minggu Ini | 5152 | |
Minggu Lalu | 149160 | |
Bulan Ini | 505857 | |
Keseluruhan | 4532695 | |
Online User | 75 |
Rabu, 10 Maret 2021, pukul 12.00 WITA, dr. Putu Andrika, SpPD, K-IC memberikan kuliah khusus di bidang Pulmonologi mengenai Oxygen Delivery yang diadakan secara daring melalui Webex meeting. Kuliah khusus kali ini dimoderatori oleh dr. Putu Imayati, SpPD dan diikuti oleh seluruh residen Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kuliah berlangsung selama kurang lebih satu jam, terbagi atas sesi pemberian materi kuliah oleh dr. Putu Andrika, SpPD, K-IC dan dilanjutkan dengan sesi diskusi.
Kuliah khusus kali ini membahas tentang oksigen yang merupakan salah satu hal terpenting yang kita butuhkan untuk tetap hidup. Oxygen delivery merupakan dasar dari hampir semua manajemen pasien di ruang pelayanan internsif, Oksigen merupakan obat yang jika digunakan secara benar akan memberikan manfaat, dan jika penggunaannya berlebihan akan berbahaya bagi pasien. Pemateri menyebutkan sebuah kepustakaan yang baik untuk dibaca berjudul “The Pulmonary Physician in Critical Care: Oxygen Delivery and Consumption in The Critically Ill” yang membahas bagaimana proses penghantaran dan konsumsi oksigen pada pasien-pasien dengan penyakit kritis.
Oksigen merupakan substrat yang sangat penting nilainya bagi organ-organ dalam tubuh, dan dibutuhkan secara kontinyu untuk nantinya digunakan dalam metabolisme untuk mempertahankan kehidupan. Oksigen transport merupakan suatu proses bagaimana oksigen di atmosfer dihantarkan sampai ke jaringan. Terdapat dua fase transport oksigen yaitu fase konvektif dan fase difusi, Fase konvektif merupakan fase ventilasi alveolar dan transportasi oksigen di darah dari paru-paru ke mikrosirkulasi sistemik. Fase ini merupakan fase yang membutuhkan energi karena fase ini bergantung pada kerja pompa di paru-paru dan jantung. Fase difusi merupakan fase perpindahan oksigen dari alveolus ke kapiler paru-paru dan kemudian dari kapiler sistemik ke sel tubuh. Fase ini bersifat pasif karena bergantung pada gradien tekanan parsial oksigen, densitas jaringan kapiler dan kemampuan sel untuk mengambil dan menggunakan oksigen.
Respirasi merupakan suatu proses tertutup yang terdiri atas inspirasi dan ekspirasi, dengan pusatnya di medulla spinalis. Medulla spinalis akan mengaktifkan otot-otot pernapasan untuk berelaksasi dan berkontraksi sehingga berpengaruh pada tekanan intradiafragma sehingga terjadi proses oksigen masuk dan keluar rongga dada, dimana waktu inspirasi lebih pendek disbanding waktu ekspirasi. Hal ini juga akan berpengaruh dalam pengaturan ventilator pada pasien-pasien dengan penyakit kritis.
Harus selalu diingat bahwa terdapat disosiasi oksigen dan hemoglobin. Oksigen diikat oleh hemoglobin, dan terdapat kurva disosiasi antara kadar hemoglobin dengan saturasi oksigen. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kurva disosiasi ini, apakah bergeser ke kanan atau ke kiri, misalnya peningkatan atau penurunan pH, PaCO2, suhu, dan lainnya. Saat kurva disosiasi bergeser ke kanan hemoglobin akan lebih mudah untuk melepas oksigen.
Terdapat enam langkah kaskade oksigen yang disebutkan oleh pemateri, yaitu oksigenasi, kemudian diikat oleh hemoglobin, hemoglobin di darah dipompa oleh jantung dalam bentuk cardiac output, terjadi autoregulasi yang mendistribusikan ke organ-organ tubuh sampai ke mikrovaskuler, kemudian terdapat jarak antara mikrovaskuler dengan mitokondria, sampai akhirnya dapat digunakan oleh sel. Ketidakadekuatan oksigenasi pada seorang individu akan memberikan berbagai dampak misalnya terjadinya asidosis metabolik, hiperlaktatemia, oligouria sampai penurunan kesadaran.
Beberapa faktor klinis dapat berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme dan konsumsi oksigen. Pada saat melakukan aktivitas fisik, kondisi menggigil, hipertermi dan peningkatan kondisi simpatis (nyeri, cemas) maka metabolisme akan meningkat. Penggunaan ventilasi mekanik dibantu dengan pemberian analgesia, sedasi atau jika dibutuhkan paralysed (pelumpuh otot) dapat menurunkan kebutuhan oksigen pasien dengan penyakit kritis.
Dengan memahami oxygen delivery kita akan memahami berapa saturasi oksigen yang optimal bagi pasien. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa terapi oksigen optimal dengan saturasi 94-98% memiliki angka mortalitas lebih baik dibandingkan saturasi oksigen dibawah 94% atau diatas 98%. Semoga kegiatan kuliah khusus ini dapat menjadi wadah baik untuk diskusi dan menambah pengetahuan bagi seluruh peserta didik serta staff pengajar di Lingkungan Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Head Office of internal Medicine Program Study
Angsoka Building 4th floor, Sanglah Hospital, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 246274 Fax. (0361) 235982
email: internaudayana@gmail.com